Kami mencoba untuk menyisipkan tuslian berikut untuk berbagi pengalaman mengenai perencanaan site plan yang berkaitan dengan metode penyelesaian topografi.
Penyesuaian kondisi pada lahan yang ada adalah tahap awal untuk perencanaan, desain, dan penempatan bangunan, jaringan jalan, utilitas, dan infrastruktur lain dalam cara mengelola topografi yang ada dan meminimalkan jumlahnya pematangan lahan dan pembangunan site plan proyek tersebut.
Mengapa Topografi Diperlukan
- Membantu melestarikan hidrologi alami dan saluran drainase suatu lokasi.
- Mengurangi perlunya pengembangan yang berdampak perusakan lahan.
- Meminimalkan potensi erosi, dampak lingkungan, dan biaya proyek.
Fungsi Prencanaan Topografi
- Merencanakan dan menata rute jalan dan infrastruktur jalan untuk mengikuti bentuk lahan alami.
- Menemukan posisi bangunan dan permukaan datar lainnya yang jauh dari lereng curam, saluran drainase, dan dataran banjir.
- Saat mengembangkan proyek, desain site plan harus disesuaikan agar sesuai dengan lahan yang ada serta kondisi dan menghindari perusakan tanah yang tidak perlu.
- Bangunan, rute jalan, utilitas, infrastruktur, dan fitur lain yang terkait dengan proyek seharusnya disesuaikan agar sesuai dengan penampang lahan yang ada.
- Mengambil pendekatan tersebut akan mengurangi dampak ke tanah dan vegetasi yang ada dan menjaga hidrologi dan drainase alami pada perencanaan site plan kita.
- Menyesuaikan desain proyek terhadap penampang lahan juga mengurangi jumlah pembukaan dan pembangunan yang pada gilirannya meminimalkan erosi, dampak lingkungan, dan biaya proyek.
Merencanakan Topografi
- Bangunan dan area permukaan yang datar harus dijauhkan dari lereng curam, saluran drainase alami, dan dataran banjir.
- Perencanaan site plan harus ditempatkan di area yang sudah dipelajari topografi alaminya, agar dapat menemukan areal datar yang memungkinkan sistem drainase bisa diatur dengan baik.
- Arah dan bentuk bangunan harus dijaga sejajar dengan kontur tanah.
- Rute jalan dan infrastruktur jalan harus mengikuti bentang alam dan harus dirancang disekitarnya ada saluran drainase alami serta zona penyangga aliran.
- Misalnya, dalam lahan bergelombang, lahan yang dibedah, perencanaan jalan pengumpul dan rute jalan harus mengikuti jalur punggung bukit dan lembah atau jurang alami.
- Hal tersebut akan sangat mengurangi jumlah pembukaan dan pembangunan yang dibutuhkan.
- Rute jalan dan jalan bercabang dari jalan kolektor utama ini harus membentuk loop atau saling terangkai kecuali memang harus ada jalan buntu.
- Pola pengembangan site plan mengikuti pola bercabang dari punggung bukit dan jalur aliran air alami di lanskap alam.
- Pola tersebut juga meminimalkan penggundulan vegetasi pada tanjakan curam yang ada dan mengurangi jumlah aliran alami serta perlintasan drainase yang membebani biaya.
- Di tempat-tempat areal datar, lebih mudah untuk meletakkan jalan dan jalan-jalan dalam pola seperti kotak karena pola drainase akan menjadi lebih mudah direncanakan.
Sekali lagi kami sekedar mencoba menuliskan artikel diatas untuk rekan-rekan sesama perencana site plan, yang dikembangkan dari pengalaman kami sebagai perencana site plan, semoga bermanfaat, dan jika ingin melihat tulisan kami lainnya, dapat ditemukan di halaman-halaman JasaSitePlan.com