Mempertahankan Resapan Air
Lebih dari setengah populasi dunia tinggal di pusat-pusat metropolitan.
Lingkungan kota yang dibangun sangat berbeda dengan lingkungan pedesaan yang alami.
Ketika hujan turun di atas tanah pedesaan, sebagian besar air hujan terserap ke dalam tanah atau diuapkan atau dipindahkan oleh pohon, tanaman, dan tanaman lainnya.
Transpirasi adalah proses biologis di mana tanaman mengeluarkan uap air dari tanah melalui akarnya dan melepaskan uap air ke atmosfer melalui lubang kecil di daunnya.
Setiap hari, tanaman melepaskan uap air dalam jumlah besar.
Tanaman dapat menyimpan 10 persen air di batang dan daunnya, dari seleluruhan volume pohon tersebut.
Proses yang lambat dan alami ini memungkinkan curah hujan untuk mengisi kembali air tanah dan mempertahankan vegetasi, dan menyisakan sejumlah kecil air yang dialiran ke darat berupa limpasan.
Perencanaan Site Plan Yang Berorientasi Masa Depan
Namun, di daerah perkotaan, saat hujan deras! Jalan-jalan kota, atap rumah, dan tempat parkir membuat permukaan keras yang mengubah air hujan dalam jumlah besar langsung menjadi limpasan.
Di blok kota yang terencana akan menyediakan situ-situ yang mengumpulkan limpasan dari saluran air yang kemudian membawanya ke bawah tanah melalui resapan, untuk kemudian dilanjutkan bila kubikasinya lebih besar dari kemampuan situ tersebut.
Akhirnya, air tersebut dibuang ke sistem air alami seperti kali, sungai atau danau.
Pengaturan Penyerapan Air
Seringkali situ-situ dibuat tanpa manajemen polusi.
Itu masalah, karena ketika air mengalir di atas permukaan pemukiman, ia mengangkut bakteri, logam berat, nutrisi, dan partikel.
Di kota-kota, sumber air tanah akan menjadi problem lanjutan dari ketidapeliharaan situ-situ tersebut.
Dalam kondisi alami, air tanah dihasilakn melalui infiltrasi air hujan yang bersih dan air sungai jernih ke dalam tanah.
Tetapi untuk lingkungan perkotaan, sumber-sumber ini terputus oleh bentang alam yang kedap air.
Polusi Air Tanah
Di perkotaan banyak air dari selokan yang bocor, saluran air limbah rumah tangga, septic tank, dan irigasi berpeptisida akhirnya menjadi sumber pengisian air tanah.
Karena banyak dari sumber-sumber ini adalah air limbah, maka sumber-sumber tersebut berkualitas buruk dan dapat menyebabkan kontaminasi air tanah.
Inovasi terbaru tentang cara menangani situ-situ perkotaan yang didisain untuk mencegah limpasan di dekat sumbernya dan untuk menyediakan pencegahan polusi dan pengendalian kuantitas, saat ini sudah menjadi pertimbangan di beberapa pemerintah daerah.
Site Plan Kebun Menjadi Kota Baru
Karena pertumbuhan penduduk maka, kavling-kavling kebun yang ada sekarang, dikemudian hari akan menjadi kota baru yang bisa jadi sangat padatl
Artinya apapun fungsinya hari ini dari kavling kebun tersebut, perencana site plan harus dapat mewaspadai kondisi jika lahan tesebut berubah fungsi menjadi pemukiman atau perkotaan.
Contoh site plan kavling kebun yang telah kami rencanakan, dengan tanaman pohon kurma kami bagi menjadi beberapa zona, adapun gambar site plan sebagai berikut:
Site Plan Kebun
Site Plan terhadap lahan yang ada |
Penyebaran ruang-ruang untuk penyerapan air dikemudian hari |
Sistem lalu lintas yang didukung jaringan drainse sesuai elevasi alami |
Visualisasi site plan kavling kebun |