Arsitek harus memastikan bahwa desainnya sesuai dalam anggaran klien dan sebanyak mungkin mungkin mampu memenuhi semua kebutuhan klien.

Arsitek harus mengikuti aturan perancangan bangunan dan penggunaan bahan yang berkelanjutan.

Arsitek harus meningkatkan dan mengikuti perkembangan dan sehingga hasil disain site plannya membuat status ekonomi membaik, permintaan akan sumber daya arsitektur seperti tanah, produk bangunan di lahan tersebut kemudian hari.

Di masa lalu, arsitek mengelola desain dan konstruksi dari mulai hingga selesai, bagaimanapun karena sifat kompleks konstruksi dan pendekatan multidisiplin, posisi ini berubah; arsitek harus tetap sebagai kepala untuk menghadirkan lingkungan binaan yang berkelanjutan.


Secara global, semakin diakui bahwa pendekatan yang lebih untuk disain berkelanjutan diperlukan dalam perencanaan dan meningkatnya perhatian arsitek-arsitek muda untuk mendisain kawasan yang keberlanjutan mendorong sektor konstruksi untuk membangun dan merencanakan secara berkelanjutan pula, mereka akan selalu ingin lebih dan lebih baik; karena itu arsitek harus berkomitmen mendesain secara berkelanjutan sejak awal.

Ini berarti merancang dalam batas-batas sumber daya alam kita, dengan mengembangkan dan menggunakan sumber daya terbarukan, menemukan alternatif untuk mengurangi beban energi dan mengurangi sumber daya lain serta tidak mengorbankan kualitas tetapi berfokus pada kualitas hidup yang lebih tinggi untuk saat ini dan masa depan.

Merencanakan ruang yang cocok sangat penting dalam perencanaan site plan yang berkelanjutan, ini membantu untuk menghindari ruang menjadi dibiarkan tidak digunakan, sehingga membuat ruang tidak berkelanjutan.


Pandangan kami, kurangnya perencanaan akan mengarah ke ruang yang tidak berkelanjutan dan dalam perencanaan ruang apa pun, arsitek perlu rancang bidang-bidang utama di dalamnya dan menyarankan agar ia berinteraksi dengan alam dan memungkinkan orang untuk menyesuaikan diri terhdap disain yang sudah diaplikasikan.

Arsitek harus mengingat saat merancang lima strategi untuk site plan berkelanjutan dan termasuk mengetahui apa yang ada di site plan sejak awal desain; memastikan konsep site plan yang tepat untuk dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan spesifikasi klien; memastikan masalah air (drainase, air hujan, penangkapan dan penyimpanan) mampu ditangani, juga konservasi energi melalui penanaman dan penggantian tanaman yang hilang, sehingga menjadi lebih rendah penggunaan energi, dan pemilihan tanaman yang tepat menjadi hal yang penting juga, apalagi di iklim Indonesia yang tropis.

Lebih jauh, melalui perencanaan dan desain lahan yang berkelanjutan, menjadikan arsitek harus sejauh mungkin untuk menyeimbangkan lingkungan perkotaan yang tangguh yang dapat menghadapi berbagai tantangan disain.

Sisipan artike diatas adalah pandangan JasaSitePlan.com untuk mengajak para perencana site plan jauh lebih dari sekedar membangun desain, tetapi juga desain dan peningkatan lingkungan sekitarnya untuk menambah kualitas individu, membangun komunitas yang lebih kuat, meningkatkan harga diri dan kebanggaan membuat warga menjadi aktif di dalam komunitas mereka.